Kearifan Budaya Lokal

KEARIFAN BUDAYA LOKAL

KATA PENGANTAR

            Segala puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan bimbingan-Nya saya dapat menyusun makalah ini.

Makalah ini merupakan panduan bagi para mahasiswa, untuk belajar dan mempelajari lebih lanjut tentang Kearifan Budaya Lokal khususnya daerah Raja Ampat. Yang bertujuan dapat menumbuhkan proses belajar mandiri, agar kreativitas dan penguasaan materi pelajaran optimal sesuai dengan yang di harapkan.

Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mahasiswa  dalam mengetahui tentang kearifan budaya lokal khususnya daerah Raja Ampat dengan baik.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan senantiasa menjadi sahabat dalam belajar untuk meraih prestasi yang gemilang. Kritik dan saran dari bapak/ ibu dan juga teman-teman tetap saya harapkan guna perbaikan dan penyempurnaan untuk belajar ke depan.

Depok, 30 April 2013

 ( Prapto Prasojo)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang

Perubahan adalah keniscayaan dalam kehidupan manusia. Perubahan-perubahan yang terjadi bukan saja berhubungan dengan lingkungan fisik, tetapi juga dengan budaya manusia. Hubungan erat antara manusia dan lingkungan kehidupan fisiknya itulah yang melahirkan budaya manusia. Budaya lahir karena kemampuan manusia mensiasati lingkungan hidupnya agar tetap layak untuk ditinggali waktu demi waktu. Kebudayaan dipandang sebagai manifestasi kehidupan setiap orang atau kelompok orang yang selalu mengubah alam. Kebudayaan merupakan usaha manusia, perjuangan setiap orang atau kelompok dalam menentukan hari depannya. Kebudayaan merupakan aktivitas yang dapat diarahkan dan direncanakan. Oleh sebab itu dituntut adanya kemampuan, kreativitas, dan penemuan-penemuan baru. Manusia tidak hanya membiarkan diri dalam kehidupan lama melainkan dituntut mencari jalan baru dalam mencapai kehidupan yang lebih manusiawi. Dasar dan arah yang dituju dalam perencanaan kebudayaan adalah manusia sendiri sehingga humanisasi menjadi kerangka dasar dalam strategi kebudayaan.

Setiap daerah memiliki kebudayaannya masing – masing. Ada yang setiap daerah kebudayaannya sama dengan daerah lainnya namun tidak sedikit juga daerah yang sangat berbeda jauh kebudayaannya dengan daerah lain. Bahkan ada budaya suatu daerah yang tidak masuk nalar atau tidak lazim dilakukan tetapi menjadi sebuah tradisi di daerah tersebut. Pada makalah ini akan dibahas beberapa kebudayaan asli dari daerah Raja Ampat Papua. Ada kebudayaan yang sampai saat ini masih dipertahankan dan juga ada budaya yang sudah tidak digunakan dalam daerah ini.

 

1.2            Rumusan Masalah

Dari Latar Belakang yang telah saya uraikan maka masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut :

  • Pengertian kebudayaan
  • Kebudayaan “Sasi dan Rajaha”

1.3            Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis terhadap para pembaca dan juga penulis adalah:

  • Agar pembaca dapat mengetahui apa itu budaya
  • Mengenal lebih dalam budaya yang ada di daerah Raja Ampat
  • Memenuhi tugas softskill (Ilmu Budaya Dasar)

BAB II

PEMBAHASAN

 

  1. 1.     Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan atau budaya mempunyai arti yang sama. Asal katanya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang artinya adalah budi atau akal. Budaya sendiri adalah suatu cara hidup yang dinamis atau selalu berkembang dan dimiliki oleh sebuah daerah atau kelompok serta diwariskan dari generasi ke generasi.

Berikut adalah beberapa pengertian kebudayaan dari para ahli:

  1. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
  2. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
  3. Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
  4. Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
  5. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa kebudayaan atau budaya tidak dapat lepas dari bahasa, adat istiadat, pakaian, bangunan, seni, agama, politik , dan lainnya.

 

  1. 2.     “Sasi dan Rajaha”

Kepulauan Raja Ampat, dunia mengetahui keindahannya namun tak semua tahu bagaimana masyarakat setempat menjaga pesona tersebut. Bukan dengan alat modern, tetapi kebudayaan.

Bagi masyarakat kepulauan Raja Ampat, laut adalah jantung kehidupan meskipun ada juga yang berkebun dan berburu. Kenapa disebut jantung kehidupan? Karena masyarakat Kepulauan Raja Ampat banyak yang memanfaatkan laut sebagai mata pencaharian atau tempat untuk menghidupi kehidupannya. Menurut mereka laut dan hutan adalah sandaran kehidupan. Kesadaran pentingnya air dan tanah itulah yang mendorong warga menciptakan sistem budaya untuk menjaga dan melestarikan alam di sekelilingnya. Sistem budaya itu bernama “Sasi” dan “Rajaha”.

Sasi adalah salah satu upacara adat untuk penutupan satu kawasan atau dusun untuk menjaga kelestarian ekosistem alamnya. Sasi juga berarti larangan bersama (kolektif) terhadap suatu objek atau kawasan yang mencakup kepentingan orang banyak. Jadi, Sasi Rajaha merupakan suatu bentuk perlindungan yang diterapkan dalam suatu wilayah laut dan hutan oleh kepala adat atas kesepakatan bersama untuk melindungi hasil laut dan biota laut dalam jangka waktu tertentu demi kepentingan umum.

Penerapan sasi dan rajaha ini sudah dilakukan sejak zaman raja-raja dahulu di Kepulauan Raja Ampat. Sistem pertahanan dan perlindungan budaya ini yang kemudian diangkat kembali oleh pemerintah daerah untuk menjaga dan melestarikan alam Kepulauan Raja Ampat yang merupakan kawasan wisata maritim terindah di dunia.

Aturan adat sasi ini pun, katanya, tidak sembarangan. Masyarakat memulai adat sasi dengan berdoa di masjid maupun gereja. Mereka percaya, musibah akan datang jika aturan adat yang berlaku turun temurun tersebut dilanggar. “Kalau dilanggar, bisa kena musibah seperti sakit, dan masyarakat percaya akan hal itu,”.

Sasi dan rajaha sebenarnya sudah diterapkan sejak zaman raja – raja terdahulu namun tradisi ini sempat ditiadakan namun pada saat ini tradisi ini telah diberlakukan kembali guna menjaga dan melestarikan keindahan laut yang ada di Kepulauan Raja Ampat.

Pada saat ini Sasi menjadi landasan budaya lokal yang diterima luas di pesisir pantai dari Kepulauan Raja Ampat, hingga Maluku dan Sulawesi.

Berikut adalah beberapa gambar pada saat melakukan tradisi sasi dan rajaha

sasi4

sasi3

sasi2

sasi 1

BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Kebudayaan pada hakikatnya diturunkan secara turun – temurun oleh nenek moyang kita. Kebudayaan seharusnya dijaga dan dilestarikan dengan baik agar anak cucu kita juga dapat melihat bagaimana kebudayaan itu sendiri secara langsung. Kebudayaan sasi dan rajaha di Kepulauan Raja Ampat adalah salah satu kebudayaan yang masih dilestarikan oleh masyarakat setempat saampai saat ini. Biasanya kebudayaan akan berdampak pada hal sekitar. Pada kebudayaan sasi dan rajaha terdapat dampak yang sangat positif bagi alam dan sekitarnya. Dengan dilakukannya tradisi tersebut alam dapat dilestarikan dengan maksimal.

DAFTAR PUSTAKA

( 30 April 2013. 20.00 WIB)

( 30 April 2013. 20.07 WIB)

( 30 April 2013. 20.17 WIB)

( 30 April 2013. 20.25 WIB)

( 30 April 2013. 20.45 WIB)